Senin, 17 September 2012

Contoh Skripsi




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera.
Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapakan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program-program pra-upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2010. (Wijono,1999).

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, maka strategi pembangunan kesehatan diarahkan pada misi pembangunan kesehatan yaitu :
1.      Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2.      Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.      Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau.
4.      Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Akan tetapi keberhasilan pembangunan kesehatan menurut Azwar, 1996, tidak akan terwujud tanpa kerja keras dan dukungan dari semua pihak serta sangat dipengaruhi oleh peran aktif semua pihak termasuk didalamnya pemerintah, masyarakat serta pihak swasta.
Oleh karena itu magang yang dilaksanakan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan (STIK) Makassar sebagai suatu proses pembelajaran dalam rangka sosialisasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa STIK Makassar sebagai salah satu persyaratan akademis yang harus dipenuhi sebelum mahasiswa yang bersangkutan menyelesaikan studinya dan mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

B.   Tujuan Magang
1.   Tujuan Umum
Terbentuknya pemahaman yang utuh dalam diri mahasiswa tentang proses pemecahan maslaah kesehatan masyarakat serta memberi kesempatan kepada mereka untuk menerapkan ilmu kesehatan yang diperoleh dari bangku kuliah untuk langsung dipraktekkan.
2.   Tujuan Khusus
a.    Memahami cara menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan system.
b.   Mahasiswa terpapar dengan kondisi dan berbagai permasalahan nyata di rumah sakit.
c.    Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan nilai tambah atas pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang lebih aplikatif.
d.   Membina dan meningkatkan kerjasama antara STIK Makassar dengan institusi tempat mahasiswa melaksanakan magang.
e.    Memberi masukan yang bermanfaat untuk rumah sakit sebagai tempat magang.

C.  Manfaat Magang
1.   Bagi Mahasiswa
a.    Mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang aplikatif di lingkungan rumah sakit.
b.   Terpapar dengan kondisi dan berbagai permasahalan faktual rumah sakit.
c.    Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan rumah sakit.
d.   Mendapat bahan atau data awal untuk dilanjutkan dan kiat-kiat dalam rumah sakit.
2.   Bagi STIK Makassar
a.    Menerima masukan untuk perbaikan atau penyempurnaan kurikulum.
b.   Meningkatkan kerjasama dengan Depkes, Pemda dan Instansi Kesehatan.
3.   Bagi Rumah Sakit
a.    Sebagai bahan masukan yang bermanfaat untuk rumah sakit sebagai tempat magang.
b.   Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat dalam rumah sakit.
D.  Waktu dan Tempat Magang
1.   Waktu Pelaksanaan Magang
Waktu pelaksanaan magang menggunakan asumsi bahwa 1 SKS setara dengan 5 jam kegiatan mandiri. Dengan demikian, maka kegiatan magang dengan bobot 3 SKS dilaksanakan 15 jam perminggu yang berlangsung selama 6 minggu, mulai tangal 19 April sampai dengan 29 Mei 2004.
2.   Tempat Pelaksanaan Magang
Tempat atau lokasi pelaksanaan magang adalah rumah sakit yang dipilih oleh mahasiswa magang sendiri secara berkelompok dan tempatnya di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar, peserta magang diizinkan dan diharuskan bekerja di bagian rekam medik dan poli interna yang ada di rumah sakit tempat magang serta berada atau mengikuti program perencanaan yang ada di rumah sakit tersebut.



BAB II
KEADAAN UMUM

A.  Gambaran Umum Lokasi
Rumah Sakit TK.II Pelamonia dalam struktur lembaga kesehatan dibawah naungan Komando Daerah Militer VII/Wirabuana memperoleh kedudukan dalam tingkat kelas II. Dan merupakan badan pelaksana dari Kesehatan Daerah Militer di wilayah Wirabuana.
Rumah Sakit Pelamonia Makassar terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 27, Kelurahan Pisang Selatan, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Rumah Sakit Pelamonia Makassar merupakan rumah sakit milik TNI AD di wilayah Kodam VII Wirabuana. Pengorgaisasiannya di bawah Kodam VII Wirabuana (Profil Rumah Sakit Pelamonia, Tahun 2003).
Rumah Sakit Pelamonia di pimpin oleh seorang perwira menengah (pamen) TNI AD sebagai Kepala Rumah Sakit disingkat Ka Rumkit. Yang merupakan pelaksana Ka Kesdam dibidang penyelenggaraan kegiatan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi penderita serta pendidikan tenaga kesehatan, dengan penjabaran kedalam fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.   Fungsi Teknis Medis
Fungsi ini dalam tugasnya melakukan :
a.    Menyelenggarakan dan melaksanakan semua jenis kegiatan pengobatan dan perawatan penderita berdasarkan teknik dan pengetahuan kedokteran umum dan spesialis sesuai tingkatannya.
b.   Menyelenggarakan dan melaksanakan sistim perawatan penderita serta sistim rujukan penderita dari tingkat bawah ke tingkat atas serta rujukan ilmiah (asistensi) dari tingkat atas ke tingkat bawah.
c.    Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan dan pengembangan teknik secara terbatas.
d.   Menyediakan fasilitas uji badan dan Personil TNI AD pada tingkat Kodam, sesuai dengan petunjuk, kebijaksanaan dan pengarahan Ka Kesdam.
e.    Menyelenggarakan tugas lainnya yang ditentukan oleh Ka Kesdam.
2.   Fungsi Organik Militer
Fungsi ini dijabarkan kedalam tugas-tugas :
a.    Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan pengamanan personil, material, instalasi dan informasi/berita serta pengamanan medis.
b.   Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan pengorganisasian, pendidikan dan latihan personil rumah sakit.
c.    Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan pengurusan administrasi personil dan administrasi umum.
d.   Menyelenggarakan dan melaksakan pembekalan umum untuk personil rumah sakit dan penderita.
Adapun keadaan personil Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar, secara kuantitas dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.   Administrasi Pelayanan Kesehatan
a.    Pelayanan Medik Umum
b.   Pelayanan Medik Spesialis
-        Anak
-        Jiwa
-        Gigi
-        THT
-        Syaraf
-        Interna
-        Bedah
-        Kulit Kelamin
-        Mata
-        Kandungan
c.    Penunjang Medik
-        Radiology
-        Gizi
-        Rehabilitasi/Fisioterapi
-        Laboratorium
-        Farmasi
2.   Perawatan Kesehatan
3.   Rujukan
4.   Pelatihan dan Pendidikan
Rumah Sakit TK.II Pelamonia berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 28.770 M2 yang terdiri dari beberapa gedung antara lain :
1.   Gedung Administrasi
Gedung administrasi merupakan gedung utama yang menampung semua ruangan manajemen di mana terdiri dari :
a.       Ruangan tata usaha dan staf
b.      Ruangan bendaharawan dan keuangan
c.       Ruangan perlengkapan
d.      Ruangan personalia
e.       Ruangan administrasi kesehatan
f.       Ruangan rekam medik
g.      Ruangan urusan pengamanan
h.      Ruangan waka rumkit
i.        Ruangan PPRS
j.        Gudang
2.   Gedung Poliklinik
Gedung poliklinik di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar terdiri atas berbagai ruangan antara lain :

a.       Poli Anak
b.      Poli BKIA
c.       Poli Jiwa
d.      Poli KB
e.       Poli Interna
f.       Poli Umum
g.      Poli UGD
h.      Poli Gigi
i.        Poli Kulit dan Kelamin
j.        Poli Fisioterapi
k.      Poli Syaraf
l.        Poli Bedah
m.    Poli THT
n.      Poli Mata
o.      Poli Radiology
p.      Poli Kebidanan dan Kandungan
3.   Gedung Perawatan
Gedung perawatan terdiri dari tujuh gedung yaitu :
a.       Gedung Perawatan Bedah dan Interna
b.      Gedung VIP
c.       Gedung Perawatan Anak
d.      Ruang Pasien Askes
e.       Gedung Perawatan Nifas
f.       Gedung Perawatan Jiwa
g.      Gedung Perawatan Paru-paru dan Perawatan ICCU
Setiap gedung perawatan terdiri dari satu atau dua kamar perawat sebagai kamar untuk dinas.
4.   Gedung Instalasi
Gedung intalasi pada Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar terdiri dari sebelas instalasi yaitu :
a.       Instalasi Rawat Jalan
b.      Instalasi Rawat Inap
c.       Instalasi Gawat Darurat
d.      Instalasi Bedah Sentral
e.       Instalasi Peralatan Intensif
f.       Instalasi Radiology
g.      Instalasi Farmasi
h.      Instalasi Laboratorium
i.        Instalasi Rehabilitasi Medik
j.        Instalasi Pemeliharaan Sarana
k.      Instalasi Gizi

5.   Gedung Penunjang
Gedung penunjang dari Rumah Sakit Pelamonia Makassar antara lain :
a.       Mushallah
b.      Ruang Operasi
c.       Kamar Mayat
d.      Instalasi Gizi
e.       Sterilisasi
Jumlah tempat tidur pada Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar berjumlah 396 buah yang tersebar di tujuh gedung perawatan, poliklinik dan instalasi.
Jumlah tenaga di Rumah Sakit Pelamonia Makassar berjumlah 508 orang dengan perincian sebagai berikut :
No.
Nama Ruangan
Jumlah
1
2
3




TENAGA MEDIK

1.
Dokter Umum
5
2.
Dokter Bedah
3
3.
Dokter Penyakit Dalam
2
4.
Dokter Kesehatan Anak
2
5.
Dokter Obgyn
3
6.
Dokter Syaraf
2
7.
Dokter Anastesi
1
8.
Dokter Mata
2
9.
Dokter THT
5


1
2
3
10.
Dokter Kulit dan Kelamin
1
11.
Dokter Gigi
4
12.
Dokter Radiologi
1
JUMLAH
31




TENAGA KEPERAWATAN

1.
Akper/D3 Keperawatan
46
2.
SPK
135
3.
Bidan
12
4.
JK 
10
5.
PK
8
JUMLAH
213




TENAGA FARMASI

1.
Apoteker
1
2.
Analisa Apoteker
-
3.
Asisten Apoteker
3
JUMLAH
4




TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

1.
S1
2
2.
D3
1
JUMLAH
3




TENAGA GIZI

1.
Akademi Gizi/D3 Gizi
3
JUMLAH
3




TENAGA KETERAMPILAN

1.
Fisioterapis
5
JUMLAH
5

1
2
3




KETEKNISAN MEDIS

1.
Radiografis
2
2.
Pengatur Rawat Gigi
1
3.
Teknis Elektromedis
1
4.
Analisa Kesehatan
3
JUMLAH
7




TENAGA NON KESEHATAN





Menurut Tingkat Pendidikan

1.
Sarjana administrasi
3
JUMLAH
3



2.
Sekolah Menengah


-   SMU/SMA
58

-   SMEA
4

-   STM
9

-   SMKK
1

-   MAN
1

-   PGAN
1
JUMLAH
83



3.
SMTP dan SD ke Bawah


SMTP
24

SD ke Bawah
6
JUMLAH
30
Sumber : Data dari Medical Record RS. Pelamonia

Tenaga kontrak (honorer) merupakan bagian dari Rumah Sakit Pelamonia TK.II Makassar yang berjumlah 134 orang sehingga tenaga rumah sakit secara keseluruhan adalah berjumlah 508 orang yaitu :
-        Dokter Umum
-        Dokter Spesialis
-        Dokter Gigi
-        Apoteker
-        Sarjana Kesehatan Masyarakat
-        Paramedis Keperawatan
-        Paramedis Non Keperawatan
B.   Gambaran Umum Poliklinik Interna
1.   Sumber Daya
·         Tenaga
a.    Secara riil jumlah personil Poliklinik Interna yang ada pada saat ini yaitu 11 orang, dari 11 orang ini pada umumnya memiliki tugas ganda. Sehingga masih terdapat kekurangan karena tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan dan pasien yang harus dilayani yaitu sekitar 125 orang perhari. Dengan jumlah 11 orang tersebut beberapa diantaranya perawat yang memiliki beberapa tugas antarala lain :
1)      Menerima pasien
2)      Mengarahkan pasien
3)      Anamnese pasien
4)      Tensi Pasien
5)      Mendampingi dokter
6)      Mengatur pasien yang akan konsultasi ke dokter
b.   Secara riil kualitas ditinjau dari segi pendidikan sebagai berikut :
1)      Dokter spesialis penyakit dalam   : 3 orang
2)      Dokter umum                                :  3 orang
3)      Perawat                                         :  5 orang
2.   Sarana
Dalam melaksanakan kegiatan kerja personil di Poliklinik Interna Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar, di mana Poliklinik Interna terbagi dua ruang dengan instalasi gizi, selain itu Poliklinik Interna didukung sarana dan prasarana penunjang secara riil sebagai berikut :
a.       Meja dokter   :  6 buah
b.      Meja suster    : 6 buah
c.       Kursi dokter :  6 buah
d.      Kursi suster   :  5 buah
e.       Kursi pasien :  20 buah
f.       Lemari           :  2 buah
Sarana yang belum ada saat ini menjadi kendala dalam melaksanakan tugas khususnya dalam proses pelaksanaan kegiatan Poliklinik Interna adalah belum tersedianya tempat penyimpanan alat-alat seperti EKG, tensi meter dan lain sebagainya.
Adapun sarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di Poliklinik Interna adalah :
a.       Kipas angin   : 2 buah
b.      AC                :  1 buah
c.       Televisi          :  1 buah
d.      Dispenser      :  1 buah
3.   Dana
Sumber dana yang mendukung pelaksanaan program pelayanan Poliklinik Interna adalah :
a.       Berasal dari APBN
b.      Berasal dari pendapatan rumah sakit (Non APBN).


BAB III
ANALISIS SITUASI POLIKLINIK INTERNA
RUMAH SAKIT TK.II PELAMONIA MAKASSAR

A.  Sumber Daya
1.      Tenaga
a.    Secara riil jumlah personil poli interna yang ada pada saat ini yaitu 11 orang, dari 11 orang ini pada umumnya memiliki tugas ganda. Sehingga masih terdapat kekurangan karena tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan dan pasien yang harus dilayani yaitu sekitar 125 orang perhari. Dengan jumlah 11 orang tersebut beberapa diantaranya perawat yang memiliki beberapa tugas antara lain :
1)      Menerima pasien
2)      Mengarahkan pasien
3)      Anamnese pasien
4)      Tensi Pasien
5)      EKG Pasien
6)      Mendampingi dokter
7)      Mengatur pasien yang akan konsultasi ke dokter
8)      Konsultasi Gizi Pasien

b.   Secara riil kualitas ditinjau dari segi pendidikan sebagai berikut :
1)      Dokter spesialis penyakit dalam         : 3 orang
2)      Dokter umum                                     :  3 orang
3)      Perawat                                              :  5 orang
4)      Gizi                                                     :  1 orang
2.   Sarana
Dalam melaksanakan kegiatan kerja personil di poli interna Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar, di mana poli interna terbagi dua ruang dengan instalasi gizi, selain itu Poliklinik Interna didukung sarana dan prasarana penunjang secara riil sebagai berikut :
a.       Meja dokter      :     6 buah
b.       Meja suster       :     6 buah
c.       Kursi dokter     :     6 buah
d.      Kursi suster      :     5 buah
e.       Kursi pasien     :     20 buah
f.        Lemari              :     2 buah
Sarana yang belum ada saat ini menjadi kendala dalam melaksanakan tugas khususnya dalam proses pelaksanaan kegiatan Poliklinik Interna adalah belum tersedianya tempat penyimpanan alat-alat seperti EKG, tensi meter dan lain sebagainya.

Adapun sarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di Poliklinik Interna    adalah :
a.       Kipas angin      :   2 buah
b.       AC                   :   1 buah
c.       Televisi             :   1 buah
d.      Dispenser         :   1 buah
3.   Dana
Sumber dana yang mendukung pelaksanaan program pelayanan Poliklinik Interna adalah :
a.       Berasal dari APBN
b.       Berasal dari pendapatan rumah sakit (Non APBN).
B.   Sistem Informasi
Sistem adalah kesatuan usaha yang terdiri dari berbagai elemen-elemen atau bagian yang berkaitan secara teratur yang berusaha mencapai  suatu tujuan dalam suatu lingkungan.
Bila dilihat dari bagian poliklinik interna Rumah Sakit TK.II Pelamonia maka system informasi yang digunakan adalah system terbuka karena mempunyai hubungan. Tujuan dari sistem ini adalah informasi mengenai kejadian suatu penyakit.
Keberhasilan system saat ini cukup efektif karena setiap sub system yang mengumpulkan informasi segera pada Rumah Sakit setempat dalam bentuk laporan bulanan dan tahunan.

 
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH

A.  Identifikasi Masalah
Setelah melakukan analisis situasi, maka langkah berikutnya yaitu mengidentifikasi masalah. Dari data-data yang dikumpulkan di Rumah sakit TK.II Pelamonia  untuk bagian Poliklinik Interna di peroleh  ada beberapa penyakit menular yang perlu diambil langkah-langkah pemecahannya.
Tabel 1
Ditribusi 10 Penyakit Terbesar di Rumah Sakit Pelamonia Makassar
Tahun 2003
No.
Jenis Penyakit
Jumlah Kasus
Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Influenza (Commond Cold)
Penyakit Bakteri Lain
Demam Para Typoid
Asma Bronchiale
I S P A
Demam Typoid
Batuk Rejan (Pertisi)
Bronchiale
TBC Paru-Paru
Pneumonia
6669
2279
1775
1258
1115
862
619
570
347
312

42.19
14.42
11.23
7.96
7.05
5.45
3.92
3.61
2.20
1.97
Jumlah
15806
100.00
             Sumber   :  Data RS Pelamonia (Bagian Rekam Medik)
Dalam kasus penyakit-penyakit menular yang perlu menjadi program kerja Poliklinik Interna untuk ditindaklanjuti ada beberapa penyakit yang perlu diambil langkah-langkah pemecahannya, yaitu :
1.      Influenza (Commond Cold) dengan jumlah 6.669 kasus.
2.      Penyakit yang Disebabkan Bakteri dengan jumlah 2.279 kasus.
3.      Demam Para Typoid dengan jumlah 1.775 kasus.
Influenza (Commond Cold) merupakan salah satu penyakit yang menduduki urutan pertama pada 10 urutan penyakit utama dengan insidensi sebesar 1.033 kasus (15.49 %) pada bulan Februari 2003 di bagian Poliklinik Interna yang perlu diambil langkah penyelesaiannya.

Tabel 2
Ditribusi Kasus Influenza (Commond Cold) Menurut Bulan Kejadian di Wilayah Kerja Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar Tahun 2003
No.
Bulan
Jumlah Kasus
Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
962
1033
963
750
634
65
65
344
385
515
588
430
14.42
15.49
14.44
11.25
9.51
0.97
0.97
5.16
5.77
7.72
8.81
6.45
Jumlah
6669
100.00
      Sumber   :  Data RS Pelamonia (Bagian Rekam Medik)
Dari data tersebut diketahui bahwa pada bulan Februari merupakan jumlah kasus terbanyak sebesar 1.033 kasus (15.49 %) dan pada bulan Juni dan bulan Juli jumlah kasus berkurang menjadi 65 kasus (0.97 %). Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga pengelola Influenza (Commond Cold), pola hidup bersih dan sehat masyarakat masih rendah, perubahan musim (kemarau dan hujan), agent (virus) dan kepadatan penduduk.
Untuk kasus Influenza (Commond Cold) penemuan kasusnya hanya secara pasif yaitu melalui kunjungan penderita ke tempat pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pencarian kasus secara aktif tidak dilakukan mengingat kendala dalam hal tenaga dan sarana yang kurang memadai.
Tabel 3
Distribusi Penderita Influenza (Commond Cold) Menurut Umur di Wilayah Kerja Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar Tahun 2003
Umur (Tahun)
Jumlah Kasus
Persentase
1
1-4
5-9
10-14
15-19
20-24
45-54
55-59
60-69
70
853
846
969
1033
971
754
647
369
124
103
12.79
12.69
14.53
15.49
14.56
11.31
9.70
5.53
1.85
1.54
Jumlah
6669
100.00
Sumber    :    Data RS Pelamonia (Bagian Rekam Medik)
B.   Prioritas Masalah
Berdasarkan data-data yang diperoleh mengenai penyakit yang menjadi permasalahan di bagian Poliklinik Interna, maka untuk menanggulanginya diambil langkah ke dua yaitu membuat prioritas masalah. Pengambilan prioritas masalah ini dilakukan melalui diskusi dengan tenaga kesehatan di bagian Poliklinik Interna, prioritas masalah tersebut diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4
Prioritas Masalah Bagian Poliklinik Interna

No.
Masalah
Magnitude
Severity
Vulnerability
Cost
Comunity
Concern
Total
1.
2.
3.
Influenza
Pyk. Bakteri
Demam Para Typoid
3
2
1
1
1
2
3
3
2
2
1
1
1
2
2
18
12
8

Keterangan :
          Magnitude                    :     Besarnya masalah ditentukan oleh beberapa banyak penduduk yang terkena.
          Severity                        :     Berapa besar kerugian yang ditimbulkan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi.
          Valnerability                 :     Ada tidaknya cara penanggulangan yang efektif.
          Cost                              :     Ketersediaan dana yang diperlukan untuk menanggulangi masalah tersebut.
          Community Concern    :     Tanggapan masyarakat (sejauh mana masyarakat menganggap masalah itu penting).
Penilaian : Nilai/skor antara 1-3
Dari hasil penilaian/perhitungan diatas dimana penyakit-penyakit menular yang perlu ditanggulangi berdasarkan urutan-urutan permasalahan pada bagian Poliklinik Interna adalah sebagai berikut :
1.      Influenza (Commond Cold)
Influenza (Commond Cold) merupakan salah satu urutan pertama pada daftar 10 penyakit utama di Rumah Sakit Pelamonia yang perlu ditanggulangi dan cara untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan menyediakan obat yang cukup dan program penyuluhan dalam hal hygiene individu/keluarga dan sanitasi lingkungan.
2.      Penyakit Yang Di Sebabkan Bakteri
Diare juga menjadi permasalahan di Poliklinik Interna pada urutan ke dua. Diare juga sudah menjadi penyakit yang selalu berada pada daftar 10 penyakit utama di Rumah Sakit Pelamonia.
3.      Demam Para Typoid
Meskipun angka kasus Demam Para Typoid masih kecil di Rumah Sakit Pelamonia namun mengingat besarnya permasalahan yang dapat ditimbulkan, maka diperlukan upaya penanggulangan secepat mungkin.

BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A.  Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan permasalahan yang telah diangkat yaitu Influenza, dapat diambil beberapa alternative pemecahan sebagai berikut :
1.      Menggiatkan kegiatan penyuluhan kepada pasien yang datang berobat di Rumah Sakit Pelamonia.
2.      Mengadakan survey untuk pencarian kasus yang ada di masyarakat.
3.      Mengkonsumsi makanan bergizi.
4.      Membiasakan pola hidup bersih dan sehat.
5.      Membuat sarana-sarana iklan di tempat-tempat umum.
B.  Penetapan Pemecahan Masalah
Berdasarkan kajian penetapan pemecahan masalah merupakan penetapan satu atau lebih alternative yang tersedia untuk dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Penetapan tersebut harus merupakan cara yang terbaik hasilnya dapat berdaya guna dan berhasil guna. Maka penguasaan teknik penetapan pemecahan masalah mutlak harus dimiliki oleh para perencanaan program kegiatan poli interna.
Ada dua kriteria dalam proses penetapan masalah dimana menetapkan alternative kegiatan pemecahan masalah yaitu :

  1. Kriteria Mutlak
a.       Biaya operasional tidak lebih dari Rp. 100.000,00
b.      Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam hal pencegahan Influenza (Commond Cold)
  1. Kriteria Keinginan
a.       Biaya pelaksanaan kegiatan murah.
b.      Pelaksanaan kegiatan tidak sulit.
c.       Pertisipasi aktif masyarakat.
C.  Pembahasan Pemecahan Masalah
Pembahasan yang diambil ialah penyuluhan di masyarakat dilakukan pada saat datang berobat di Rumah Sakit guna menanamkan kesadaran dan keinginan untuk melaksanakan kegiatan apa yang menjadi panutan dalam hidup sehat utamanya dalam upaya mencegah penyakit-penyakit menular yang biasa timbul.



BAB VI
HASIL INTERVENSI

Hasil intervensi yang telah dilakukan selama melaksanakan kegiatan magang di Rumah Sakit TK. II Pelamonia adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat yang datang berobat di rumah sakit khususnya di Poliklinik Interna tentang upaya pencegahan penyakit-penyakit menular serta pola hidup bersih dan sehat.
2.      Melakukan pendataan pasien di Poliklinik Interna untuk mengetahui berapa jumlah pasien yang kurang tahu dan tidak tahu sama sekali tentang bahaya penyakit menular dan pola hidup bersih dan sehat.
3.      Mengikuti acara konsultasi gizi pasien di Poliklinik Interna untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman pasien terhadap pentingnya gizi bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Poliklinik Interna Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar yang menjadi faktor pendukung keberhasilan kegiatan tersebut diatas adalah adanya kerja sama antara pihak rumah sakit khususnya petugas atau tenaga kesehatan dan masyarakat. Dan yang menjadi penghambat atau kendala adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.



BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan magang yang dilaksanakan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar dan dari hasil pengumpulan data dan intervensi yang dilakukan, maka diambil kesimpulan menyangkut penyakit Influenza (Commond Cold) di Poliklinik Interna sebagai berikut :
1.      Daerah yang padat penduduk di wilayah Kota Makassar merupakan daerah yang endemis beberapa penyakit menular termasuk diantaranya Influenza (Commond Cold).
2.      Penyakit Influenza (Commond Cold) tidak tergantung pada perubahan musim saja tetapi juga pola hidup bersih dan sehat masyarakat, Agent, Kepadatan Penduduk dan masih kurangnya tenaga pengelola Influenza (Commond Cold)
3.      Penyuluhan kesehatan di masyarakat dilakukan pada saat kunjungan berobat masyarakat di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
B.   Saran
  1. Untuk Pihak Rumah Sakit
a.       Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dapat diwujudkan melalui peningkatan keterampilan dan motivasi kerja staf Poliklinik Interna
b.      Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Poliklinik Interna secara efisien, efektif, produktif dan berkualitas pimpinan rumah sakit perlu menerapkan prinsip-prinsip manajemen kesehatan untuk membantu para pelaksana program.
c.       Melengkapi data-data yang mencakup seluruh program kerja Poliklinik Interna.
d.      Tingkatkan koordinasi yang baik antara pimpinan rumah sakit dengan para staf agar program dan pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan serta target yang ingin dicapai dapat diwujudkan.
  1. Untuk Pihak Pengelola
a.       Sebaiknya pembekalan magang kesehatan dilakukan secara professional sehingga terjadi keseragaman konsep tentang magang kesehatan.
b.      Pengelola magang kesehatan harus memiliki rasa tanggung jawab yang setinggi-tingginya.
c.       Melaksanakan lokakarya untuk merumuskan konsep magang kesehatan sehingga nilai magang kesehatan tersebut selanjutnya memiliki konstribusi yang besar buat STIK Makassar dan instansi kesehatan lainnya.
d.      Pembimbing Akademik harus bertanggung jawab dalam kegiatan magang kesehatan agar selanjutnya mahasiswa tidak berbuat apa adanya.



DAFTAR PUSTAKA

Arsin, A. Arsin, Pedoman Penulisan Skripsi, FKM-UNHAS, Makassar, 1999.
Azrus Azwar, Pengantar Epidemiologi, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1998.
Bujang, RF, Bayi dengan Berat Badan lahir Rendah, mengutip dari Wiknjosastro, Hanifa Syaifuddin. AB, Rachimhadhi T, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo, Jakarta. 1994.

Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta, 1997.

Departermen Kesehatan RI, Pelayanan Kesehatan Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas, Buku Pedoman, Jakarta, 1994.

Dinas Kesehatan Soppeng, Laporan Tahunan Tahun 2003.
Fachruddin Kadir, Faktor Risiko Kematian Perinatal Di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan Tahun 2001, Skripsi, FKM UNHAS, 2001, Tidak diterbitkan.

Kadullah A. Mukhlisa, Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Perinatal di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar Periode Nopember   1999 – Oktober 2000, Skripsi, FKM UNHAS, 2001, Tidak diterbitkan.

Manuaba, IBG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, jakarta, 1998.

Maridin F, Siswodarmo HR, Kematian Perinatal di Rumah Sakit Sardjito,         1991 – 1995 Analisis Faktor Risiko, Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia Vol. 21 No. 1 januari 1997.

Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta 1998.

Monintja, H.E, Mortalitas Perinatal, Mengutip dari Winkyosastro, Hanifa, Syaifuddin AB dan  Rachimhadhi T, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 1997.

Notoatmojo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 1993.

Parjito, D.Dasuki, Efektifitas Pelayanan Antenatal di Populasi Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Majalah Obstetri dan Genikologi Indonesia, Vol. 20 Juli 1996.

Pratiknya, Watil, Ahmad, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan : PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 2001.

Prawiroharjo, S, Mortalitas perinatal dalam Ilmu Kebidanan Edisi IV, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta,  2001.

Syahrial, Ahmad, Raisuni, Peran Petugas Lini Depan Dalam Proses persalinan, Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Vol. 20 Juli 1996.

Sarake, Muksen, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi Baru  Lahir : Studi Kasus di Rumah Sakit Sarjito, Tesis Pasca Sarjana tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran UGM, 1998.

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Editor N. Gde Ranuh, EGC Jakarta, 1998.
Wiknyosastro, Hanifa, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, jakarta, 1994.



 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar