BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan
dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera.
Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan
kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapakan pola dasar
pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik
beratkan pada program-program pra-upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung
oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan
masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan memiliki kemampuan
untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang
berkualitas di tahun 2010. (Wijono,1999).
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan menuju
Indonesia Sehat 2010, maka strategi pembangunan kesehatan diarahkan pada misi
pembangunan kesehatan yaitu :
1.
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2.
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, rata dan terjangkau.
4.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Akan tetapi keberhasilan pembangunan kesehatan
menurut Azwar, 1996, tidak akan terwujud tanpa kerja keras dan dukungan dari
semua pihak serta sangat dipengaruhi oleh peran aktif semua pihak termasuk
didalamnya pemerintah, masyarakat serta pihak swasta.
Oleh karena itu magang yang dilaksanakan oleh
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan (STIK) Makassar sebagai suatu proses
pembelajaran dalam rangka sosialisasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa STIK
Makassar sebagai salah satu persyaratan akademis yang harus dipenuhi sebelum
mahasiswa yang bersangkutan menyelesaikan studinya dan mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
Terbentuknya pemahaman yang utuh dalam diri mahasiswa tentang proses
pemecahan maslaah kesehatan masyarakat serta memberi kesempatan kepada mereka
untuk menerapkan ilmu kesehatan yang diperoleh dari bangku kuliah untuk
langsung dipraktekkan.
2. Tujuan
Khusus
a. Memahami
cara menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan system.
b. Mahasiswa
terpapar dengan kondisi dan berbagai permasalahan nyata di rumah sakit.
c. Memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan nilai tambah atas pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang lebih aplikatif.
d. Membina dan
meningkatkan kerjasama antara STIK Makassar dengan institusi tempat mahasiswa
melaksanakan magang.
e. Memberi
masukan yang bermanfaat untuk rumah sakit sebagai tempat magang.
C. Manfaat Magang
1. Bagi
Mahasiswa
a. Mendapatkan
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang aplikatif di lingkungan rumah
sakit.
b. Terpapar
dengan kondisi dan berbagai permasahalan faktual rumah sakit.
c. Mendapatkan
pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan
rumah sakit.
d. Mendapat
bahan atau data awal untuk dilanjutkan dan kiat-kiat dalam rumah sakit.
2. Bagi STIK Makassar
a. Menerima
masukan untuk perbaikan atau penyempurnaan kurikulum.
b. Meningkatkan
kerjasama dengan Depkes, Pemda dan Instansi Kesehatan.
3. Bagi Rumah
Sakit
a. Sebagai
bahan masukan yang bermanfaat untuk rumah sakit sebagai tempat magang.
b. Penemuan
baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat dalam rumah sakit.
D. Waktu dan Tempat Magang
1. Waktu
Pelaksanaan Magang
Waktu pelaksanaan magang menggunakan asumsi bahwa 1 SKS setara dengan 5
jam kegiatan mandiri. Dengan demikian, maka kegiatan magang dengan bobot 3 SKS
dilaksanakan 15 jam perminggu yang berlangsung selama 6 minggu, mulai tangal 19
April sampai dengan 29 Mei 2004.
2. Tempat
Pelaksanaan Magang
Tempat atau lokasi pelaksanaan magang adalah rumah sakit yang dipilih
oleh mahasiswa magang sendiri secara berkelompok dan tempatnya di Rumah Sakit
TK.II Pelamonia Makassar, peserta magang diizinkan dan diharuskan bekerja di
bagian rekam medik dan poli interna yang ada di rumah sakit tempat magang serta
berada atau mengikuti program perencanaan yang ada di rumah sakit tersebut.
BAB II
KEADAAN UMUM
A. Gambaran Umum Lokasi
Rumah Sakit TK.II Pelamonia dalam struktur lembaga
kesehatan dibawah naungan Komando Daerah Militer VII/Wirabuana memperoleh
kedudukan dalam tingkat kelas II. Dan merupakan badan pelaksana dari Kesehatan
Daerah Militer di wilayah Wirabuana.
Rumah Sakit Pelamonia Makassar terletak di Jl.
Jenderal Sudirman No. 27, Kelurahan Pisang Selatan, Kecamatan Ujung Pandang,
Kota Makassar. Rumah Sakit Pelamonia Makassar merupakan rumah sakit milik TNI
AD di wilayah Kodam VII Wirabuana. Pengorgaisasiannya di bawah Kodam VII
Wirabuana (Profil Rumah Sakit Pelamonia,
Tahun 2003).
Rumah Sakit Pelamonia di pimpin oleh seorang perwira
menengah (pamen) TNI AD sebagai Kepala Rumah Sakit disingkat Ka Rumkit. Yang
merupakan pelaksana Ka Kesdam dibidang penyelenggaraan kegiatan pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi penderita serta pendidikan tenaga kesehatan, dengan
penjabaran kedalam fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi
Teknis Medis
Fungsi ini dalam tugasnya melakukan :
a. Menyelenggarakan
dan melaksanakan semua jenis kegiatan pengobatan dan perawatan penderita
berdasarkan teknik dan pengetahuan kedokteran umum dan spesialis sesuai
tingkatannya.
b. Menyelenggarakan
dan melaksanakan sistim perawatan penderita serta sistim rujukan penderita dari
tingkat bawah ke tingkat atas serta rujukan ilmiah (asistensi) dari tingkat
atas ke tingkat bawah.
c. Menyelenggarakan
pendidikan tenaga kesehatan dan pengembangan teknik secara terbatas.
d. Menyediakan
fasilitas uji badan dan Personil TNI AD pada tingkat Kodam, sesuai dengan
petunjuk, kebijaksanaan dan pengarahan Ka Kesdam.
e. Menyelenggarakan
tugas lainnya yang ditentukan oleh Ka Kesdam.
2. Fungsi
Organik Militer
Fungsi ini dijabarkan kedalam tugas-tugas :
a. Menyelenggarakan
dan melaksanakan kegiatan pengamanan personil, material, instalasi dan
informasi/berita serta pengamanan medis.
b. Menyelenggarakan
dan melaksanakan kegiatan pengorganisasian, pendidikan dan latihan personil
rumah sakit.
c. Menyelenggarakan
dan melaksanakan kegiatan pengurusan administrasi personil dan administrasi
umum.
d. Menyelenggarakan
dan melaksakan pembekalan umum untuk personil rumah sakit dan penderita.
Adapun keadaan personil Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar,
secara kuantitas dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Administrasi
Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan
Medik Umum
b. Pelayanan
Medik Spesialis
-
Anak
-
Jiwa
-
Gigi
-
THT
-
Syaraf
-
Interna
-
Bedah
-
Kulit Kelamin
-
Mata
-
Kandungan
c. Penunjang
Medik
-
Radiology
-
Gizi
-
Rehabilitasi/Fisioterapi
-
Laboratorium
-
Farmasi
2. Perawatan
Kesehatan
3. Rujukan
4. Pelatihan
dan Pendidikan
Rumah Sakit TK.II Pelamonia berdiri diatas tanah seluas kurang lebih
28.770 M2 yang terdiri dari beberapa gedung antara lain :
1. Gedung
Administrasi
Gedung administrasi merupakan gedung utama yang menampung semua ruangan
manajemen di mana terdiri dari :
a.
Ruangan tata usaha dan staf
b.
Ruangan bendaharawan dan keuangan
c.
Ruangan perlengkapan
d.
Ruangan personalia
e.
Ruangan administrasi kesehatan
f.
Ruangan rekam medik
g.
Ruangan urusan pengamanan
h.
Ruangan waka rumkit
i.
Ruangan PPRS
j.
Gudang
2. Gedung
Poliklinik
Gedung poliklinik di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar
terdiri atas berbagai ruangan antara lain :
a.
Poli Anak
b.
Poli BKIA
c.
Poli Jiwa
d.
Poli KB
e.
Poli Interna
f.
Poli Umum
g.
Poli UGD
h.
Poli Gigi
i.
Poli Kulit dan Kelamin
j.
Poli Fisioterapi
k.
Poli Syaraf
l.
Poli Bedah
m.
Poli THT
n.
Poli Mata
o.
Poli Radiology
p.
Poli Kebidanan dan Kandungan
3. Gedung
Perawatan
Gedung perawatan terdiri dari tujuh gedung yaitu :
a.
Gedung Perawatan Bedah dan Interna
b.
Gedung VIP
c.
Gedung Perawatan Anak
d.
Ruang Pasien Askes
e.
Gedung Perawatan Nifas
f.
Gedung Perawatan Jiwa
g.
Gedung Perawatan Paru-paru dan Perawatan ICCU
Setiap gedung perawatan terdiri dari satu atau dua kamar perawat sebagai
kamar untuk dinas.
4. Gedung
Instalasi
Gedung intalasi pada Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar
terdiri dari sebelas instalasi yaitu :
a.
Instalasi Rawat Jalan
b.
Instalasi Rawat Inap
c.
Instalasi Gawat Darurat
d.
Instalasi Bedah Sentral
e.
Instalasi Peralatan Intensif
f.
Instalasi Radiology
g.
Instalasi Farmasi
h.
Instalasi Laboratorium
i.
Instalasi Rehabilitasi Medik
j.
Instalasi Pemeliharaan Sarana
k.
Instalasi Gizi
5. Gedung
Penunjang
Gedung penunjang dari Rumah Sakit Pelamonia Makassar antara lain :
a.
Mushallah
b.
Ruang Operasi
c.
Kamar Mayat
d.
Instalasi Gizi
e.
Sterilisasi
Jumlah tempat tidur pada Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar
berjumlah 396 buah yang tersebar di tujuh gedung perawatan, poliklinik dan
instalasi.
Jumlah tenaga di Rumah Sakit Pelamonia Makassar berjumlah 508 orang
dengan perincian sebagai berikut :
No.
|
Nama Ruangan
|
Jumlah
|
1
|
2
|
3
|
|
|
|
|
TENAGA MEDIK
|
|
1.
|
Dokter Umum
|
5
|
2.
|
Dokter Bedah
|
3
|
3.
|
Dokter Penyakit Dalam
|
2
|
4.
|
Dokter Kesehatan Anak
|
2
|
5.
|
Dokter Obgyn
|
3
|
6.
|
Dokter Syaraf
|
2
|
7.
|
Dokter Anastesi
|
1
|
8.
|
Dokter Mata
|
2
|
9.
|
Dokter THT
|
5
|
1
|
2
|
3
|
10.
|
Dokter Kulit dan Kelamin
|
1
|
11.
|
Dokter Gigi
|
4
|
12.
|
Dokter Radiologi
|
1
|
JUMLAH
|
31
|
|
|
|
|
|
TENAGA KEPERAWATAN
|
|
1.
|
Akper/D3 Keperawatan
|
46
|
2.
|
SPK
|
135
|
3.
|
Bidan
|
12
|
4.
|
JK
|
10
|
5.
|
PK
|
8
|
JUMLAH
|
213
|
|
|
|
|
|
TENAGA FARMASI
|
|
1.
|
Apoteker
|
1
|
2.
|
Analisa Apoteker
|
-
|
3.
|
Asisten Apoteker
|
3
|
JUMLAH
|
4
|
|
|
|
|
|
TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
|
|
1.
|
S1
|
2
|
2.
|
D3
|
1
|
JUMLAH
|
3
|
|
|
|
|
|
TENAGA GIZI
|
|
1.
|
Akademi Gizi/D3 Gizi
|
3
|
JUMLAH
|
3
|
|
|
|
|
|
TENAGA KETERAMPILAN
|
|
1.
|
Fisioterapis
|
5
|
JUMLAH
|
5
|
1
|
2
|
3
|
|
|
|
|
KETEKNISAN MEDIS
|
|
1.
|
Radiografis
|
2
|
2.
|
Pengatur Rawat Gigi
|
1
|
3.
|
Teknis Elektromedis
|
1
|
4.
|
Analisa Kesehatan
|
3
|
JUMLAH
|
7
|
|
|
|
|
|
TENAGA NON KESEHATAN
|
|
|
|
|
|
Menurut Tingkat Pendidikan
|
|
1.
|
Sarjana administrasi
|
3
|
JUMLAH
|
3
|
|
|
|
|
2.
|
Sekolah Menengah
|
|
|
- SMU/SMA
|
58
|
|
- SMEA
|
4
|
|
- STM
|
9
|
|
- SMKK
|
1
|
|
- MAN
|
1
|
|
- PGAN
|
1
|
JUMLAH
|
83
|
|
|
|
|
3.
|
SMTP dan SD ke Bawah
|
|
|
SMTP
|
24
|
|
SD ke Bawah
|
6
|
JUMLAH
|
30
|
Sumber : Data dari Medical Record RS.
Pelamonia
Tenaga kontrak (honorer) merupakan bagian dari Rumah Sakit Pelamonia
TK.II Makassar yang berjumlah 134 orang sehingga tenaga rumah sakit secara
keseluruhan adalah berjumlah 508 orang yaitu :
-
Dokter Umum
-
Dokter Spesialis
-
Dokter Gigi
-
Apoteker
-
Sarjana Kesehatan Masyarakat
-
Paramedis Keperawatan
-
Paramedis Non Keperawatan
B. Gambaran Umum Poliklinik Interna
1. Sumber Daya
·
Tenaga
a. Secara
riil jumlah personil Poliklinik Interna yang ada pada saat ini yaitu 11 orang,
dari 11 orang ini pada umumnya memiliki tugas ganda. Sehingga masih terdapat
kekurangan karena tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan dan pasien yang harus
dilayani yaitu sekitar 125 orang perhari. Dengan jumlah 11 orang tersebut beberapa
diantaranya perawat yang memiliki beberapa tugas antarala lain :
1)
Menerima pasien
2)
Mengarahkan pasien
3)
Anamnese pasien
4)
Tensi Pasien
5)
Mendampingi dokter
6)
Mengatur pasien yang akan konsultasi ke dokter
b. Secara riil
kualitas ditinjau dari segi pendidikan sebagai berikut :
1)
Dokter spesialis penyakit dalam : 3 orang
2)
Dokter umum : 3 orang
3)
Perawat : 5 orang
2. Sarana
Dalam melaksanakan kegiatan kerja personil di Poliklinik Interna Rumah
Sakit TK.II Pelamonia Makassar, di mana Poliklinik Interna terbagi dua ruang
dengan instalasi gizi, selain itu Poliklinik Interna didukung sarana dan
prasarana penunjang secara riil sebagai berikut :
a.
Meja dokter : 6 buah
b.
Meja suster : 6 buah
c.
Kursi dokter : 6 buah
d.
Kursi suster : 5 buah
e.
Kursi pasien : 20 buah
f.
Lemari : 2 buah
Sarana yang belum ada saat ini menjadi kendala
dalam melaksanakan tugas khususnya dalam proses pelaksanaan kegiatan Poliklinik
Interna adalah belum tersedianya tempat penyimpanan alat-alat seperti EKG,
tensi meter dan lain sebagainya.
Adapun sarana pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan di Poliklinik Interna adalah :
a.
Kipas angin : 2 buah
b.
AC : 1 buah
c.
Televisi : 1 buah
d.
Dispenser : 1 buah
3. Dana
Sumber dana yang mendukung pelaksanaan program
pelayanan Poliklinik Interna adalah :
a.
Berasal dari APBN
b.
Berasal dari pendapatan rumah sakit (Non APBN).
BAB III
ANALISIS SITUASI POLIKLINIK INTERNA
RUMAH SAKIT TK.II PELAMONIA MAKASSAR
A. Sumber Daya
1. Tenaga
a. Secara
riil jumlah personil poli interna yang ada pada saat ini yaitu 11 orang, dari
11 orang ini pada umumnya memiliki tugas ganda. Sehingga masih terdapat
kekurangan karena tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan dan pasien yang harus
dilayani yaitu sekitar 125 orang perhari. Dengan jumlah 11 orang tersebut
beberapa diantaranya perawat yang memiliki beberapa tugas antara lain :
1)
Menerima pasien
2)
Mengarahkan pasien
3)
Anamnese pasien
4)
Tensi Pasien
5)
EKG Pasien
6)
Mendampingi dokter
7)
Mengatur pasien yang akan konsultasi ke dokter
8)
Konsultasi Gizi Pasien
b. Secara riil
kualitas ditinjau dari segi pendidikan sebagai berikut :
1)
Dokter spesialis penyakit dalam : 3 orang
2)
Dokter umum : 3 orang
3)
Perawat : 5 orang
4)
Gizi : 1 orang
2. Sarana
Dalam melaksanakan kegiatan kerja personil di poli interna Rumah Sakit
TK.II Pelamonia Makassar, di mana poli interna terbagi dua ruang dengan
instalasi gizi, selain itu Poliklinik Interna didukung sarana dan prasarana
penunjang secara riil sebagai berikut :
a.
Meja dokter : 6 buah
b.
Meja suster :
6 buah
c.
Kursi dokter : 6 buah
d.
Kursi suster : 5 buah
e.
Kursi pasien : 20 buah
f.
Lemari : 2 buah
Sarana yang belum ada saat ini menjadi kendala
dalam melaksanakan tugas khususnya dalam proses pelaksanaan kegiatan Poliklinik
Interna adalah belum tersedianya tempat penyimpanan alat-alat seperti EKG,
tensi meter dan lain sebagainya.
Adapun sarana pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan di Poliklinik Interna adalah
:
a.
Kipas angin :
2 buah
b.
AC : 1 buah
c.
Televisi : 1 buah
d.
Dispenser : 1 buah
3. Dana
Sumber dana yang mendukung pelaksanaan program
pelayanan Poliklinik Interna adalah :
a.
Berasal dari APBN
b.
Berasal dari pendapatan rumah sakit (Non APBN).
B. Sistem Informasi
Sistem adalah kesatuan usaha yang terdiri dari
berbagai elemen-elemen atau bagian yang berkaitan secara teratur yang berusaha
mencapai suatu tujuan dalam suatu
lingkungan.
Bila dilihat dari bagian poliklinik interna
Rumah Sakit TK.II Pelamonia maka system informasi yang digunakan adalah system
terbuka karena mempunyai hubungan. Tujuan dari sistem ini adalah informasi
mengenai kejadian suatu penyakit.
Keberhasilan system saat ini cukup efektif karena setiap sub
system yang mengumpulkan informasi segera pada Rumah Sakit setempat dalam
bentuk laporan bulanan dan tahunan.
BAB
IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH
A. Identifikasi
Masalah
Setelah melakukan analisis situasi, maka langkah
berikutnya yaitu mengidentifikasi masalah. Dari data-data yang dikumpulkan di
Rumah sakit TK.II Pelamonia untuk bagian
Poliklinik Interna di peroleh ada
beberapa penyakit menular yang perlu diambil langkah-langkah pemecahannya.
Tabel 1
Ditribusi 10 Penyakit Terbesar di Rumah
Sakit Pelamonia Makassar
Tahun 2003
No.
|
Jenis Penyakit
|
Jumlah Kasus
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Influenza (Commond Cold)
Penyakit Bakteri Lain
Demam Para Typoid
Asma Bronchiale
I S P A
Demam Typoid
Batuk Rejan (Pertisi)
Bronchiale
TBC Paru-Paru
Pneumonia
|
6669
2279
1775
1258
1115
862
619
570
347
312
|
42.19
14.42
11.23
7.96
7.05
5.45
3.92
3.61
2.20
1.97
|
Jumlah
|
15806
|
100.00
|
Sumber : Data
RS Pelamonia (Bagian Rekam Medik)
Dalam kasus penyakit-penyakit menular yang perlu
menjadi program kerja Poliklinik Interna untuk ditindaklanjuti ada beberapa
penyakit yang perlu diambil langkah-langkah pemecahannya, yaitu :
1.
Influenza (Commond Cold) dengan jumlah 6.669 kasus.
2.
Penyakit yang Disebabkan Bakteri dengan jumlah 2.279
kasus.
3.
Demam Para Typoid dengan jumlah 1.775 kasus.
Influenza (Commond Cold) merupakan salah satu
penyakit yang menduduki urutan pertama pada 10 urutan penyakit utama dengan
insidensi sebesar 1.033 kasus (15.49 %) pada bulan Februari 2003 di bagian
Poliklinik Interna yang perlu diambil langkah penyelesaiannya.
Tabel 2
Ditribusi Kasus Influenza (Commond Cold) Menurut Bulan Kejadian di Wilayah Kerja Rumah
Sakit TK.II Pelamonia Makassar Tahun 2003
No.
|
Bulan
|
Jumlah Kasus
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
962
1033
963
750
634
65
65
344
385
515
588
430
|
14.42
15.49
14.44
11.25
9.51
0.97
0.97
5.16
5.77
7.72
8.81
6.45
|
Jumlah
|
6669
|
100.00
|
Sumber : Data
RS Pelamonia (Bagian Rekam Medik)
Dari data tersebut diketahui bahwa pada bulan
Februari merupakan jumlah kasus terbanyak sebesar 1.033 kasus (15.49 %) dan
pada bulan Juni dan bulan Juli jumlah kasus berkurang menjadi 65 kasus (0.97
%). Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga pengelola Influenza (Commond
Cold), pola hidup bersih dan sehat masyarakat masih rendah, perubahan musim
(kemarau dan hujan), agent (virus) dan kepadatan penduduk.
Untuk kasus Influenza (Commond Cold) penemuan
kasusnya hanya secara pasif yaitu melalui kunjungan penderita ke tempat
pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pencarian kasus secara aktif tidak
dilakukan mengingat kendala dalam hal tenaga dan sarana yang kurang memadai.
Tabel 3
Distribusi Penderita Influenza (Commond
Cold) Menurut Umur di Wilayah Kerja
Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar Tahun 2003
Umur (Tahun)
|
Jumlah Kasus
|
Persentase
|
1
1-4
5-9
10-14
15-19
20-24
45-54
55-59
60-69
70
|
853
846
969
1033
971
754
647
369
124
103
|
12.79
12.69
14.53
15.49
14.56
11.31
9.70
5.53
1.85
1.54
|
Jumlah
|
6669
|
100.00
|
Sumber : Data
RS Pelamonia (Bagian Rekam Medik)
B. Prioritas Masalah
Berdasarkan data-data yang diperoleh mengenai
penyakit yang menjadi permasalahan di bagian Poliklinik Interna, maka untuk
menanggulanginya diambil langkah ke dua yaitu membuat prioritas masalah.
Pengambilan prioritas masalah ini dilakukan melalui diskusi dengan tenaga
kesehatan di bagian Poliklinik Interna, prioritas masalah tersebut diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 4
Prioritas Masalah Bagian Poliklinik Interna
No.
|
Masalah
|
Magnitude
|
Severity
|
Vulnerability
|
Cost
|
Comunity
Concern
|
Total
|
1.
2.
3.
|
Influenza
Pyk. Bakteri
Demam Para Typoid
|
3
2
1
|
1
1
2
|
3
3
2
|
2
1
1
|
1
2
2
|
18
12
8
|
Keterangan :
–
Magnitude : Besarnya masalah ditentukan oleh beberapa
banyak penduduk yang terkena.
–
Severity : Berapa besar kerugian yang ditimbulkan baik
fisik, mental maupun sosial ekonomi.
–
Valnerability : Ada
tidaknya cara penanggulangan yang efektif.
–
Cost : Ketersediaan dana yang diperlukan untuk
menanggulangi masalah tersebut.
–
Community Concern : Tanggapan masyarakat
(sejauh mana masyarakat menganggap masalah itu penting).
Penilaian : Nilai/skor antara 1-3
Dari hasil penilaian/perhitungan diatas dimana
penyakit-penyakit menular yang perlu ditanggulangi berdasarkan urutan-urutan
permasalahan pada bagian Poliklinik Interna adalah sebagai berikut :
1.
Influenza (Commond Cold)
Influenza (Commond Cold) merupakan salah satu urutan pertama pada daftar
10 penyakit utama di Rumah Sakit Pelamonia yang perlu ditanggulangi dan cara
untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan menyediakan obat yang cukup dan
program penyuluhan dalam hal hygiene individu/keluarga dan sanitasi lingkungan.
2.
Penyakit Yang Di Sebabkan Bakteri
Diare juga menjadi permasalahan di Poliklinik Interna pada urutan ke dua.
Diare juga sudah menjadi penyakit yang selalu berada pada daftar 10 penyakit
utama di Rumah Sakit Pelamonia.
3.
Demam Para Typoid
Meskipun angka kasus Demam Para Typoid masih kecil di Rumah Sakit
Pelamonia namun mengingat besarnya permasalahan yang dapat ditimbulkan, maka
diperlukan upaya penanggulangan secepat mungkin.
BAB
V
ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
A. Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan permasalahan yang telah diangkat yaitu
Influenza, dapat diambil beberapa alternative pemecahan sebagai berikut :
1.
Menggiatkan kegiatan penyuluhan kepada pasien yang
datang berobat di Rumah Sakit Pelamonia.
2.
Mengadakan survey untuk pencarian kasus yang ada di
masyarakat.
3.
Mengkonsumsi makanan bergizi.
4.
Membiasakan pola hidup bersih dan sehat.
5.
Membuat sarana-sarana iklan di tempat-tempat umum.
B. Penetapan Pemecahan Masalah
Berdasarkan kajian penetapan pemecahan masalah
merupakan penetapan satu atau lebih alternative yang tersedia untuk
dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Penetapan tersebut harus
merupakan cara yang terbaik hasilnya dapat berdaya guna dan berhasil guna. Maka
penguasaan teknik penetapan pemecahan masalah mutlak harus dimiliki oleh para
perencanaan program kegiatan poli interna.
Ada
dua kriteria dalam proses penetapan masalah dimana menetapkan alternative
kegiatan pemecahan masalah yaitu :
- Kriteria Mutlak
a.
Biaya operasional tidak lebih dari Rp. 100.000,00
b.
Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam hal pencegahan
Influenza (Commond Cold)
- Kriteria Keinginan
a.
Biaya pelaksanaan kegiatan murah.
b.
Pelaksanaan kegiatan tidak sulit.
c.
Pertisipasi aktif masyarakat.
C. Pembahasan Pemecahan Masalah
Pembahasan yang diambil ialah penyuluhan di masyarakat
dilakukan pada saat datang berobat di Rumah Sakit guna menanamkan kesadaran dan
keinginan untuk melaksanakan kegiatan apa yang menjadi panutan dalam hidup
sehat utamanya dalam upaya mencegah penyakit-penyakit menular yang biasa
timbul.
BAB VI
HASIL INTERVENSI
Hasil intervensi yang telah dilakukan selama melaksanakan kegiatan magang
di Rumah Sakit TK. II Pelamonia adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat yang
datang berobat di rumah sakit khususnya di Poliklinik Interna tentang upaya
pencegahan penyakit-penyakit menular serta pola hidup bersih dan sehat.
2.
Melakukan pendataan pasien di Poliklinik Interna untuk
mengetahui berapa jumlah pasien yang kurang tahu dan tidak tahu sama sekali
tentang bahaya penyakit menular dan pola hidup bersih dan sehat.
3.
Mengikuti acara konsultasi gizi pasien di Poliklinik
Interna untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman pasien terhadap
pentingnya gizi bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Poliklinik Interna Rumah
Sakit TK.II Pelamonia Makassar yang menjadi
faktor pendukung keberhasilan kegiatan tersebut diatas adalah adanya kerja sama
antara pihak rumah sakit khususnya petugas atau tenaga kesehatan dan
masyarakat. Dan yang menjadi penghambat atau kendala adalah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan magang yang dilaksanakan di
Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar dan dari hasil pengumpulan data dan
intervensi yang dilakukan, maka diambil kesimpulan menyangkut penyakit
Influenza (Commond Cold) di Poliklinik Interna sebagai berikut :
1.
Daerah yang padat penduduk di wilayah Kota Makassar
merupakan daerah yang endemis beberapa penyakit menular termasuk diantaranya
Influenza (Commond Cold).
2.
Penyakit Influenza (Commond Cold) tidak tergantung pada
perubahan musim saja tetapi juga pola hidup bersih dan sehat masyarakat, Agent,
Kepadatan Penduduk dan masih kurangnya tenaga pengelola Influenza (Commond Cold)
3.
Penyuluhan kesehatan di masyarakat dilakukan pada saat
kunjungan berobat masyarakat di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar
sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Saran
- Untuk Pihak Rumah Sakit
a.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dapat diwujudkan
melalui peningkatan keterampilan dan motivasi kerja staf Poliklinik Interna
b.
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Poliklinik Interna
secara efisien, efektif, produktif dan berkualitas pimpinan rumah sakit perlu
menerapkan prinsip-prinsip manajemen kesehatan untuk membantu para pelaksana
program.
c.
Melengkapi data-data yang mencakup seluruh program
kerja Poliklinik Interna.
d.
Tingkatkan koordinasi yang baik antara pimpinan rumah
sakit dengan para staf agar program dan pelayanan dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan serta target yang ingin dicapai dapat diwujudkan.
- Untuk Pihak Pengelola
a.
Sebaiknya pembekalan magang kesehatan dilakukan secara
professional sehingga terjadi keseragaman konsep tentang magang kesehatan.
b.
Pengelola magang kesehatan harus memiliki rasa tanggung
jawab yang setinggi-tingginya.
c.
Melaksanakan lokakarya untuk merumuskan konsep magang
kesehatan sehingga nilai magang kesehatan tersebut selanjutnya memiliki
konstribusi yang besar buat STIK Makassar dan instansi kesehatan lainnya.
d.
Pembimbing Akademik harus bertanggung jawab dalam
kegiatan magang kesehatan agar selanjutnya mahasiswa tidak berbuat apa adanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsin,
A. Arsin, Pedoman Penulisan Skripsi, FKM-UNHAS, Makassar, 1999.
Azrus
Azwar, Pengantar Epidemiologi, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta,
1998.
Bujang, RF, Bayi dengan Berat Badan lahir Rendah,
mengutip dari Wiknjosastro, Hanifa Syaifuddin. AB, Rachimhadhi T, Ilmu
Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo, Jakarta. 1994.
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Antenatal di
Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta, 1997.
Departermen Kesehatan RI, Pelayanan Kesehatan Perinatal di
Wilayah Kerja Puskesmas, Buku Pedoman, Jakarta, 1994.
Dinas Kesehatan Soppeng, Laporan
Tahunan Tahun 2003.
Fachruddin Kadir, Faktor Risiko Kematian Perinatal Di
Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan Tahun 2001, Skripsi, FKM UNHAS,
2001, Tidak diterbitkan.
Kadullah A. Mukhlisa, Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kematian Perinatal di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar Periode Nopember
1999 – Oktober 2000, Skripsi,
FKM UNHAS, 2001, Tidak diterbitkan.
Manuaba, IBG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, jakarta, 1998.
Maridin F, Siswodarmo HR, Kematian Perinatal di Rumah Sakit
Sardjito, 1991 – 1995 Analisis
Faktor Risiko, Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia Vol. 21 No. 1
januari 1997.
Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta 1998.
Monintja, H.E, Mortalitas Perinatal, Mengutip dari
Winkyosastro, Hanifa, Syaifuddin AB dan
Rachimhadhi T, Ilmu Kebidanan,
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 1997.
Notoatmojo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan,
Rineka Cipta, Jakarta, 1993.
Parjito, D.Dasuki, Efektifitas Pelayanan Antenatal di Populasi
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Majalah Obstetri dan Genikologi
Indonesia, Vol. 20 Juli 1996.
Pratiknya, Watil, Ahmad, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan : PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 2001.
Prawiroharjo, S, Mortalitas perinatal dalam Ilmu Kebidanan
Edisi IV, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 2001.
Syahrial, Ahmad, Raisuni, Peran Petugas Lini Depan Dalam
Proses persalinan, Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Vol. 20
Juli 1996.
Sarake, Muksen, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi
Baru Lahir : Studi Kasus di Rumah Sakit
Sarjito, Tesis Pasca Sarjana tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran
UGM, 1998.
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak,
Editor N. Gde Ranuh, EGC Jakarta, 1998.
Wiknyosastro, Hanifa, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, jakarta, 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar