Sabtu, 25 Mei 2013

Prosedur Irigasi Telinga


Tujuan : membersihkan liang telinga luar dari nanah, serumen, dan benda – benda asing.
2.Prosedur pelaksanaan :
Alat dan bahan :
1.Baki berisi alat – alat yang steril :
  • Mangkok kecil berisi cairan dengan suhu 37o c.
  • Semprit telinga.
  • Pinset telinga.
  • Corong telinga.
  • Pemilin telinga.
  • Pengail telinga.

2.Baki berisi alat – alat yang tidak steril :
  • Bengkok 1 buah.
  • Perlak dan alasnya.
  • Lampu spiritus.
  • Lampu kepala.
  • Kapas dalam tempatnya.
  • Ember kotoran.
Cara kerja :
1.Beritahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada klien.
2.Klien diberitahu dalam posisi duduk. Bila klien adalah anak kecil, harus di pangku sambil dipegang kepalanya.
3.Perlak dan alasnya dipasang pada bahu dibawah telinga yang akan dibersihkan.
4.Pasang lampu kepala.
5.Perawat cuci tangan.
6.Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas yang telah di flamber terlebih dahulu.
7.Berikan bengkok pada pasien dan minta kerjasama pasien untuk memegang bengkok dengan posisi di bawah telinga.
8.Hisaplah cairan dengan menggunakan semprit dan keluarkan udara dari semprit.
9.Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan yang lain perawat memancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga. (Penyemprotan cairan harus perlahan – lahan dan tepat ditujukan ke dinding atas liang telinga.)
10.Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah dipilin dan di flamber.
11.Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau belum dengan menggunakan corong telinga.
12.Perawat cuci tangan.
13.Bersihkan alat – alat.
14.Tulis hasil dalam catatan keperawatan.
a.Macam cairan dan suhu
b.Warna dan banyaknya cairan yang keluar.
c.Keadaan umum klien.

Bahaya :
a.Infeksi
b.Pecahnya gendang telinga.

Kontra indikasi :
a.Sesudah operasi.
b.Bila ada pendarahan pada telinga.

IRIGASI MATA



2. Pengertian
Suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari dalam mata
3. Indikasi
A.Cedera kimiawi pada mata
B.Benda asing dalam mata
C.Inflamasi mata
1) Kontraindikasi
- Luka karena tusukan pada mata

4. Kemungkinan komplikasi
- Kemungkinan terjadi cedera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan
tidak hati-hati
- Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi
- Konjungtiva
a) Peralatan
1. Anestesi topical
2. Cairan irigasi steril dengan kanula
3. Plester katun
4. Kasa
5. Bengkok
6. Handuk atau laken untuk menutupi pakaian pasien
5. Prosedur
1. Kumpulkan peralatan
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
4. Cuci tangan
5. Tutupi pasien dengan handuk atau laken
6. Masukan anestesi topical, gunakan retractor desmares untuk membuka mata. Jika tidak ada , kelopak mata harus ditahan agar tetap terbuka, gunakan kasa
7. Untuk menahan mata tetap terbuka, berikan tekanan pada tulang prominen pada alis dan pipi, tidak pada bola mata
8. Arahkan jatuhnya aliran irigasi langsung pada diatas bagian yang bulat serta bagian atas dan bawah fornikes, dari dalam kantus ke arah luar kantus
9. Biasanya digunakan 1 liter cairan dengan cepat untuk cedera mata karena asam
10. Biasanya digunakan 2 liter cairan untuk cedera karena alkali pada mata
11. Keringkan bagian luar dari mata dan daerah sekitarnya setelah melakukan irigasi
6. Tindak lanjut
1. Periksa efektifitas irigasi, ukur pH fornikus kunjungtiva dengan indicator pH
2. pH normal mata adalah 7,4 dan, bila hasil pengukurannya abnormal, lanjutkan irigasi
3. Bila pH hasil pengukuran menunjukkan angka yang normal, periksa kembali setelah 20 menit untuk memastikan bahwa hal ini normal
4. Kaji rasa nyaman pasien
7. Perhatian
1. Tnggal dan waktu prosedur
2. Tipe dan jumlah cairan
3. Toleransi pasien terhadap prosedur
4. Karakter cairan yang keluar, catat setiap benda asing yang keluar
5. Penampakan mata, seperti kemerahan, bengkak, dan reaksi pupil
6. Instruksi-instruksi yang diberikan pada pasien dan/atau keluarga

SOP Uji schirmer



Definisi:
Uji yang digunakan untuk mengukur secara kasar kuantitas air mata di dalam kantong konjungtiva.

Indikasi:
Semua penderita dengan keluhan mata kering atau iritasi menahun.

Persiapan alat dan bahan:
-       Kertas Schirmer ukuran 5 x 35 mm

Persiapan pasien:
-       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien

Prosedur:
-       Menyiapkan alat dan bahan
-       Menyiapkan pasien dengan meminta pasien untuk berbaring
-       Ujung kertas filter dibengkokkan
-       Menyelipkan ujing kertas filter yang telah dibengkokkan ke dalam kantong konjungtiva di dekat sudut mata dalam
-       Meminta pasien memejamkan mata
-       Biarkan selama 5 menit

Evaluasi:
-       Dalam waktu 5 menit kertas filter akan terbasahi oleh air mata sepanjang 10 mm
-       Jika hasil pemeriksaan yang dilakukan berulang-ulang kurang dari 10 mm, maka jelas bahwa produksi air mata kurang dari semestinya.

SOP Pemeriksaan Tonometri Schiotz


SOP Pemeriksaan Tonometri Schiotz
 Definisi:
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengethui tekanan bola mata (tekanan intraocular) meningkat atau rendah. Alat ini diberi beban dan diletakkan pada permukaan korne dan akan menekan bola mata ke dalam. Adanya tekanan tonometri ii akan mendapatkan perlawanan tekanan yang ada dalam bola mata. Pemeriksaan ini dilakukan pada pederita yang dicurigai menderita glaucoma, klien pra dan pasca bedah mata. Pemeriksaan ini tidak dilakukan ada klien yangmengalami luka pada kornea.
Tonometri yang akan digunakan pada klien harus steril untuk mencegah terjadinya infeksi. Beban yang digunakan pada tonometri schiotz adalah 5,5 gr, 7,5 gr, 10 gr, dan 15 gr. Gunakan beban terkecil dahulu mulai dari 5,5 gr. Jika hasil skala pengukuran dengan beban 5,5 gr adaah 1-3, ganti beban dengan 7,5 dan seterusnya.
 Alat:
  1. Tonometri schiotz
  2. Analgesic tetes mata
  3. Kapas bersih dalam  kom

Persiapan klien :
  1. Menjelaskan maksud dan tujuan pada klien
  2. Penderita diminta untuk berbaring
 Persiapan lingkungan
Persiapkan sketsel dan atur pencahayaan
 Prosedur :
  1. Bersihkan mata klien dengan kapas bersih
  2. Teteskan pantocaine 2-3 tetes, tunggu 5menit (sampai klien tidak merasakan pedas di mata)
  3. Atur kalibrasi tonometri
  4. Minta klien melihat satu  titik diatas (lngit-langit ruangan) ata u minta klien meletakkan ibu jari di atas mata (letakkan jarak ibu jari sejauhnya dari mata)
  5. Letakkan tonometridiatas permukaaan kornea, jangan ditekan lalu perhatikan skala yang tertera pada alat (0-5)
  6. Konfersikan hasil nilai dari skala dengan table untuk mengetahui TIO (tekanan intraocular), bila hasil lebih tinggi dari 20 mmHg, klien dicurigai menderita glaucoma dan bila lebih dari 25 mmHg, klien sudah menderita gloukoma.

Contoh pembacaan:
Bila hasil pengukuran tertera pada angka 5 denagn beban yang digunakan 5,5 gram, ini berarti TIO adalah 5/5,5. Perhatikan table konversi hasil 5 dengan beban 5,5 adalah 17

Tabel Kalibrasi Pengukuran Tonometri Schiotz
Dikutip dari Sidarta Ilyas, 2006
Zeiger Ausschlag Scale reading
Augendruck-Pressure, mmHg
Tonometerstiftewitch-Pluger load
5.5 gram
7,5 gram
10 gram
15 gram
0,0
41,5
59,5
81,5
127,5
0,5
37,8
54,2
75,1
117,9
1,0
34,5
49,8
69,3
109,3
1,5
31,6
45,8
64,0
101,4
2,0
29,0
42,1
59,1
94,3
2,5
26,6
38,8
54,7
88,0
3,0
24,4
35,8
50,6
81,8
3,5
22,4
33,0
46,9
76,2
4,0
20,6
30,4
43,4
71,0
4,5
18,9
28,0
40,2
66,2
5,0
17,3
25,8
37,2
61,8
5,5
15,9
23,8
34,4
57,6
6,0
14,6
21,9
31,8
53,6
6,5
13,4
20,1
29,4
49,9
7,0
12,2
18,5
27,2
46,5
7,5
11,2
17,0
25,1
43,2
8,0
10,2
15,6
23,1
40,2
8,5
9,4
14,3
21,3
38,1
9,0
8,5
13,1
19,6
34,6
9,5
7,8
12,0
18,0
32,0
10,0
7,1
10,9
16,5
29,6
10,5
6,5
10,0
15,1
27,4
11,0
5,9
9,0
13,8
25,3
11,5
5,3
8,3
12,6
23,3
12,0
4,9
7,5
11,5
21,4
12,5
4,4
6,8
10,5
19,7
13,0
4,0
6,2
9,5
18,1
13,5

5,6
8,6
16,5
14,0

5,0
7,8
15,1
14,5

4,5
7,1
13,7
15,0

4,0
6,4
12,6
15,5


5,8
11,4
16,0


5,2
10,4
16,5


4,7
9,4
17,0


4,2
8,5
17,5



7,7
18,0



6,9
18,5



6,2
19,0



5,6
19,5



4,9
20.0



4,5